Memoar cinta di bukit uhud

(Serial siroh)

Pemuda itu, dibesarkan dalam kemewahan dan keserbacukupan. Wewangiannya menyerbak kemana ia berjalan. Pakaiannya, sekelas bangsawan.

Suatu hari, anak muda itu mendengar tentang seorang yang mulia, terpercaya, dikenal kejujurannya, menyatakan bahwa diutus oleh Allah sebagai penutup para nabi; pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan. Ia penasaran hendak bertemu dengan rasulullah.

Datanglah ia ke kediaman arqam ibn abul arqam. Didengarnyalah lantunan ayat-ayat Al Quran yang menembus ruang hatinya yang paling dalam.

Rasulullah mendekatinya, mengusap dada pemuda itu dengan kelembutan, kasih sayang dan sepenuh cinta.

Ia kemudian mengikrarkan cintanya pada Allah dan rasul-Nya. Syahadat.
.
.
.
Pada saat yang lain setelah keislamannya, pemuda itu menghampiri kaum muslimin yang sedang duduk di sekeliling rasulullah. ia mengenakan pakaian yang begitu sederhana, jubah usang yang penuh dengan tambalan.

Padahal masih segar dalam ingatan semuanya, bagaimana penampilan pemuda itu sebelum masuk islam. Pakaiannya ibarat bunga di taman, menebarkan aroma wewangian.

Melihat penampilan pemuda itu saat ini, mereka menundukkan pandangan, bahkan ada yang menangis.

Sahabatnya, abdurrahman ibn auf bercerita tentang pemuda itu sambil menitikkan air mata saat makan roti bersama para pekerjanya, bahwa pemuda itu tak pernah makan roti selembut ini sejak ia berislam.

Adapun rasulullah, beliau menatap pemuda itu dengan pandangan penuh arti, disertai cinta kasih dan syukur. Kedua bibirnya tersenyum bahagia dan bersabda, "Dahulu, tiada yang menandingi mushab dalam mendapatkan kesenangan dari orangtuanya. Lalu semua itu ia tinggalkan demi cintanya pada Allah dan Rasul-Nya.
.
.
Ya, pemuda itu ialah mushab bin umair

Pemuda yang sepenuh bakti pada ibunya, meski sang ibu memaksanya untuk meninggalkan islam. 
Pemuda yang sepenuh bakti pada ibunya, yang saat ibunya mengucap, "pergilah sesukamu. Aku bukan ibumu lagi". Mendengar kalimat menyakitkan dari ibundanya itu, ia pun menghampiri ibundanya dan sepenuh cinta mengucap, "Wahai ibu, aku sangat sayang kepada ibu. Karena itu, bersaksilah bahwa tiada tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah hamba utusan-Nya". Seorang anak yang telah dibenci oleh ibunya tapi tetap mengharap kebaikan pada ibundanya.
.
.
Inilah pemuda yang telah memutuskan untuk menggamit cintanya pada Allah dan Rasul-Nya diatas segalanya.

Pemuda yang berjasa membuka cahaya islam di yastrib, yang kemudian berubah menjadi madinah.

Inilah pemuda, yang begitu mengkahawatirkan rasulullah saat musyrikin mengepung rasulullah pada perang uhud. Saat barisan muslimin porak poranda.


Ia kemudian menerobos barisan, maju menerjang, mengacungkan bendera pasukan muslimin dan bertakbir, "Allahu akbar!" ia bertempur laksana sepasukan tentara meski seorang diri. Satu tangannya memegang senjata sedang tangan lain memegang bendera pasukan.

Seorang musuh berhasil menebas tangan kanannya hingga putus. Mush'ab menyatakan kalimat cintanya, "Muhammad itu tiada lain hanyalah seorang rasul, yang sebelumnya telah didahului oleh para rasul". Bendera itu ia ambil dengan tangan kirinya dan terus mengucap kalimat yang sama. Musuhpun menyerang tangan kirinya hingga putus. Pasukan berkuda menghujamkan tombak tepat ke dadanya dan ia pun gugur. Bendera pun terjatuh.
.
.
Perang pun usai, Rasulullah bersama para sahabat berkeliling mencari para pahlawan gagah berani yang gugur sebagai syuhada.

Ketika beliau sampai pada tempat pembaringan mushab, bercucuranlah air mata beliau dengan deras.

Betapa tidak, jasad yang dahulunya pernah menggunakan kain nan mewah itu kini terbujur tertutup hanya oleh sehelai kain. Sehelai kain yang jika diangkat ke bagian kepala, maka bagian kakinya terlihat. Pun sebaliknya.

Melihat hal tersebut, Rasulullah bersabda, "ketika di mekkah dulu, tak seorangpun yang lebih halus pakaiannya dan lebih rapi rambutnya daripada kamu. Tapi sekarang ini, rambutmu kusut dan hanya dibalut sehelai burdah".
.
.
Inilah islam, yang ketika iman telah menancap pada qalbu, jangankan dunia, raga pun ia korbankan demi yang dicintainya. Allah dan rasul-Nya.

Kawan, tahulah kita kemudian apa rahasia besar yang mampu menggerakan sahabat mushab bin umair hingga demikian.

Kita bisa menghimpunnya dalam satu kata; cinta.

Cinta adalah energi yang mampu menyalakan iman ke ufuk paling tinggi. Hingga kemudian mampu mendorong seseorang untuk terus bergerak, penuh vitalitas.

Cinta lah yang menjadi bahan bakar dalam jiwa mushab bin umair untuk memberikan seluruh yang ia miliki. Itu sebabnya mereka tetap kuat meski payah
.
.
Inilah kisah sekaligus pembuktian cinta seorang pemuda pada agamanya, pada Allah dan rasul-Nya, pada ibundanya.

Kawan, 
Lalu bagaimana pembuktian kita,
Saat kita kemudian mengaku mencintai Allah, mencintai rasulullah, mencintai ibu kita?
Ataukah itu hanya sekedar basa basi lisan kita?

Ambillah pelajaran wahai orang-orang yang diberi akal.

Sumber :
Rijaalul haula rasul, kholid Muhammad kholid
Serial cinta, anis matta

Notes 29.0


Comments